Ngaji Bareng Gus Is



Upaya Menemukan diri, jati diri dan harga diri menuju hidup kekal abadi sisi sang illahy Robby. blog ini sebagai sebuah kontribusi pemikiran untuk menemukan hakekat hidup. siapakah kita. darimanakah kita dan hendak kemana kita setelah hidup ini.....!


Minggu, 21 Oktober 2012

Burung Beo

Sebuah pesantren di daerah Jawa Tengah memberikan cerita hikmah untuk kita semua.Ceritanya dimulai beberapa tahun yang lalu saat pengurus pesantren tersebut tepatnya pemilik pondokan (sebutan sebuah pesantren) memelihara seekor burung beo.Beo merupakan jenis burung yang paling cerdas menirukan... suara-suara manusia selain burung kakak tua. Bertahun-tahun Kiai mengajarkan sebuah kalimat kepada beo itu.Kalimat yang sering kita baca dalam sholat. kalimat tauhid, ”LaillahaillallahMuhammadarrasulullah" terus diajarkan kepada beo. Hingga begitu lancarnya dilafadzkan oleh burung beo.Selama beberapa lama pondokan diramaikan kalimat tauhid Yang di ucapkan si burung beo. Memberikan suasana dzikir para santri semakin berwarna. Ada kebanggaaan sendirimelihat seekor burung bersuara kalimat tauhid.Pada suatu hari ketika Pemilik Pondok itu terlelap tidur sangkar burung terbuka denganwaktu yang sama, seekor kucing sedang mengendap dan menunggu masa untuk menangkap burung itu, ketika terlelap si Kucing telah mengambil kesempatan untuk menerkam burung itu..Pemilik Pondok terkejut mendengar suara ribut burung Beo yg kesakitan digigit, pemilik pondok bangun dan mengusir kucing itu, dan mencoba menyelamatkan burung itu,malangnya burung Beo itu telah lemah akibat gigitan kucing tadi. Burung itu mengerangkesakitan dipangkuan Pemilik Pondok sampai terdiam. tidak bernyawan.Dengan rasa sedih pemilik pondok menanam Burung Beo yg telah mati, Dia sangatkehilangan burung Beo yg selalu menjadi penghibur hatinya selepas lelah mengajar,..Semejak kematian burung Beo, Pemilik pondok selalu diam dan termenung hinggamenimbulkan tandatanya pada para santrinya,...Para santri datang menanyakan kenapaGuru begitu sedih sekali setelah kematian burung Beo? Apakah Guru terlalu sayang pada burung Beo hingga menyebabkan guru bersedih? tanya salah satu santri..Pemilik Pondok menjawab " Kesedihan terhadap kematian burung Beo tidak sampaisesedih itu, tapi Guru memikirkan betapa burung itu mampu berkata Tauhid dengan baik walau tidak memahami apa yg disebutkannya..Coba kalian bayangkan burung itu setiap hari dimulutnya mengucapkan kalimat Tauhid "Tetapi disaat kematiannya, dia hanya mengerang kesakitan dan tidak menyebut kalimatTauhid yg selalu diucapkannya sewaktu hidup,..Dari peristiwa itu saya berpikir,..Apakah saya juga akan begitu disaat sakaratul mautnanti. Walaupun saya sering mengajarkan kalian ilmu Al-Qur'an, kita sering ber'ibadah,tetapi saya amat takut tidak bisa mengucap kalimat Syahadat,.."Apakah saya mampumenahan sakit sakaratul maut hingga lupa mengucap kalimat Syahadat disaat akhir hidupsaya nanti"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar